Saturday, August 29, 2009

BREAKING THE EGG

by: Erwin Setiawan, SH

Sessi andalan saya kalau pas lagi ceritanyah mah ngisi acara training itu kalau sudah masuk sessi ini. Sessi mecahin telor, bener-bener mecahin telor begitu. Indikatornya mudah saja kalau telornya pecah berarti sudah sukses. Beneran kan bener sukses, sukses mecahkuen telor maksud na mah... :-)

Tapi yang jauh lebih dahsyat justru sebenarnya apa yang bisa dijadikan ibrah dari memecahkan telor itu untuk sukses.

Seperti kita tau, se-awam-awamnya pasti kita ngerti kalau telor atau bahasa sopannya telur itu banyak manfaatnya. Ada protein, vitamin, zat besi dan lain-lain pokonamah begitu yah.

Nah telor dengan segala potensi kelebihannya itu tentunya punya manfaat untuk kita manusia. Si telor bisa memberikan manfaat kepada kita, dan kita bisa bisa memberikan manfaat kepada telor dengan mengambil manfaatnya tentunya sehingga si telor jadi tidak mubazir. Kalau mubazir kan diberdayakan oleh kita tidak, jadi menetas sebagai unggas atau burung atau binatang lain juga tidak.

Oleh karena dua belah pihak bisa saling memberi manfaat. Apapun yang bisa memberikan manfaat tetntunya kita sepakat itu adalah kesuksesan dalam segala ukurannya yang relatif.

Sayangnya telor dengan potensinya itu tidak bisa memberi manfaat kepada kita, dan karenanya kita juga akhirnya tidak bisa mengambil manfaat dari telor. Karena cangkangnya menghalangi kita dan telor untuk bisa saling memberi manfaat.

Maka untuk suskes yang ingin diraih tersebut mau ga mau si cangkang alias barrier yang menghalangi antara telor dan kita dan siapapun juga itu harus dipecahkan, harus dibuka, harus di luluh lantakkan. Sehingga potensi yang sedemikian dahsyat tersebut bisa segera dioptimalkan.

Kalau telor itu menetas pun jelas juga sukses dengan pecahnya si cangkang. Dari harga dan kualitas telor jadi harga dan kulaitas ayam (kalau itu jadinya ayam). Coba mahal mana telor goreng sama ayam goreng ?.

Artinya dengan memecahkan cangkangnya si telor telah bertransformasi (cieeeh...berat euuyy basana) menjadi sesuatu yang lebih bernilai tambah. Coba kalau cangkangg tersebut tidak pecah atau dipecahkan telor akan tetap jadi telor atau potensi ayam di dalamnya malahan mati tidak berguna lagi kecuali dibuang.

Nah demikian juga dengan kita manusia. Jelas keneh ceuk ustad mun manusia teh diciptakan dengan potensi dan bentuk dan segala-galanya yang sempurna bagaimanapun itu sebagaimana dikutip dari Al-Qur'an. Sehingga potensi itu akan meningkatkan kualitasnya, menjadikannya suskes tidak hanya dunia tapi juga menembus dunia alias akhirat. Ari ceuk do'a mah fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah begitu.

Tapi manusia juga punya barrier yang menghalagi dia untuk suskes ya cangkangnya itu seperti, malu, ga pd, akhlaq yang jelek, bodoh, tidak mau belajar, malas dan segala sifat jelek lainnya. Termasuk siapapun dia yang nyaman di zona nyamannya.

Maka kalau mau sukses harus pecah cangkangnya itu. Kalau kata pepatah mah mau pandai berarti mesti rajin berarti pecah si cangkang malas. Sampai mau masuk surga berarti harus pecah cangkangnya dari bermalas-malasan dalam beribadah, termasuk pecah si akhlaq jelek, pecah si maksiyat dan saudara-saudaranya. Otomatis membuat kita berusaha untuk bagaimana caranya bisa memecahkan cangkangnya telor itu.

Dalam simulasi saya meminta peserta untuk memecahkan dengan satu tangan dan caranya diremas. Lumayan agak susah juga. Nah kalau ga bisa sendiri maka ajaklah orang lain untuk membantu kita memecahkan telornya. Begitu juga jika kita tidak sanggup memecahkan cangkang diri kita untuk bisa menjadi suskes itu. Ajak atau bergabunglah dengan orang lain untuk memecahkannya. Insya Allah bebannya jadi lebih ringan dan peluang untuk pecah akan lebih besar. Demikian berkahnya berjamaah itu alias kerja tim. Memungkinkan segala yang ga mungkin menjadi mungkin.

Nah ketika pecah tentunya si telor akan muncrat. Itu resiko kita terima saja, karena tidak ada sukses tanpa resiko. Biasanya karena ini juga peserta banyak yang ga mau ke depan mecahin telor takut tangannya bau amis kena telornya. Jelas yang ga mau masih betah di zona nyamannya. Padahal resikonya sebentar abis itu dicuci sudah bersih lagi. Demikian juga resiko dalam hidup kita, coba kalau yang malas sholat shubuh nyangkanya ga enak banget kalau pas mau bangunnya, sehingga dia malas bangun dan tetap meneruskan zona nyamannya. Beda dengan yang bangun memang ada yang ga enak ketika bangun, maksa mata melek, jalan sempoyongan ke kamar mandi, gosok gigi. Tapi kalau udah selesai dan berhasil shalat shubuhnya, berjamaah lagi. Subhanallah indah betul rasanya, seger, paginya dapet banget gitu loch, enak di hati jauh lebih nikmat rasanya dibanding kalau ga bangun malah bangun kesiangan, lemes dan yang pasti shubuhnya kelewat.

Di situlah resiko menjadi penghalang yang menakutkan buat orang-orang yang ga mau berjuang meraih sukses buat dirinya yang sudah jelas sudah Allah persipakan untuk dia. Karena hakikatnya sukes itu bukan dicari tapi dijemput. Karena masa depan, rezeki dan segalanya sudah jelas bagi Allah buat masing-masing kita.

Maka apapaun susahnya, apapun halangannya pecahkan telor itu dengan segala mujahadah kita. Dan jika telah tunai segala usaha maka wakilkan saja segalanya kepada Allah. Sesungguhnya kepada Allah saja kesuksesan itu berada pada hakikat yang setinggi-tingginya.

Kurang lebih begitu kira-kira. Nuhun di maklum bilih aya kakurangan nana.....

Dikutip dari: http://trustco.or.id/breaking%20the%20egg.htm

TRANSFORMATIONAL & TRANSACTIONAL LEADERSHIP

by: Indra Kusumah S.Psi


Setiap kalian adalah pemimpin. Dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. (Hadits)

Ada perubahan diskursus tentang kepemimpinan yang berkembang sekitar tahun 1980-an. Para peneliti tertarik pada bagaimana pemimpin melakukan transformasi dan perubahan organisasi. Hal tersebut melahirkan teori baru dalam kepemimpinan yang disebut Transformational Leadership dan Transactional Leadership. Ilmuwan yang berperan besar dalam mengenalkan teori ini adalah Bass (1985) dan Burns (1978).


TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
Ada beberapa definisi berkaitan dengan transformational leadership, diantaranya:
  • Proses membangun komitmen pada tujuan organisasi dan memberdayakan pengikut untuk mencapai tujuan itu
  • Proses di mana pemimpin dan pengikut saling meningkatkan ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi
  • Proses meningkatkan kesadaran pengikut dengan menariknya:
  1. Ke arah cita-cita dan nilai-nilai moral yang lebih tinggi, seperti kebebasan, persamaan (hak), perdamaian dan kemanusiaan.
  2. Bukan ke arah emosi-emosi dasar seperti rasa takut, tamak, iri atau benci
  • Mengubah dan memotivasi anggotanya dengan:
  1. Membuat pengikut sadar terhadap pentingnya hasil usahanya
  2. Membujuk pengikut agar lebih mementingkan kepentingan organisasi atau tim daripada kepentingan pribadinya
  3. Mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi

Kebutuhan lebih tinggi yang dimaksud adalah seperti yang diungkapkan Abraham Maslow tentang hirarki kebutuhan. Semakin tinggi pencapaian kebutuhan, dianggap semakin bermakna, mulia dan unggul. Hirarki kebutuhan tersebut adalah :

  • Kebutuhan Fisiologis, yaitu perawatan biologis, makanan, air, seks dan sebagainya
  • Kebutuhan Rasa Aman, yaitu rasa aman, perlindungan dan stabilitas (kehidupan sehari-hari, fisik dan antar pribadi)
  • Kebutuhan Sosial, yaitu kasih sayang, afeksi, sense of belonging
  • Kebutuhan Penghargaan ( self esteem) , yaitu harga diri, rasa memiliki kompetensi dan keahlian, respek, prestise dan pengakuan
  • Kebutuhan Aktualisasi Diri, yaitu pengembangan dan penggunaan seluruh potensi secara sangat kreatif

Berbagai penelitian dilakukan untuk menguji bagaimana seorang pemimpin dapat mengubah kultur dan struktur organisasi agar konsisten dengan strategi manajemen sehingga tujuan organisasi tercapai.

Transformational Leadership diukur dari seberapa besar pengaruh seorang pemimpin pada bawahannya. Bawahannya ini percaya, kagum, setia dan hormat kepada sang pemimpin dan juga termotivasi untuk melakukan hal-hal yang lebih daripada yang sebenarnya diharapkan.

Seorang transformational leader memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Memanfaatkan kebutuhan manusia agar anggota mengembangkan makna
  • Selalu memikirkan tujuan, nilai, moral, etika dan tidak terpaku pada tujuan sehari-hari
  • Berorientasi ke arah pencapaian tujuan jangka panjang tanpa merusak nilai dan prinsip, serta berfokus kepada misi dan strategi untuk mencapai visi
  • Mampu memisahkan sebab dengan gejala dan melakukan upaya pencegahan
  • Menilai keuntungan/manfaat yang diperoleh sebagai dasar pengembangan
  • Bertindak proaktif, katalitis (mempercepat perkembangan anggota) dan sabar
  • Mendorong penggunaan penggunaan potensi insani anggota secara optimal
  • Mengenali dan mengembangkan anggota dengan menuntun ke arah yang baru
  • Memperlakukan anggota dengan kasih, mengakui dan menghargai kontribusinya
  • Selalu melakukan redesign kerja agar lebih bermaknan dan menantang
  • Menyejajarkan struktur dan sistem internal untuk mengembangkan nilai dan tujuan dalam aplikasi dilapangan.

Transformational leader memberikan standar tampilan kerja dan prestasi yang tinggi serta inspirasi untuk mencapai standar itu. Proses transformasional yang terjadi yaitu:

  • Biasanya melibatkan pendakian kebutuhan, sehingga anggota mampu self directing (mengarahkan diri) dan self reinforcing (memperkuat dan mendorong diri)
  • Meningkatkan anggota menjadi mampu self actualizing (mengembangkan diri), self regulating (mengatur diri) dan self controlling (mengendalikan diri)

Transformational Leader memiliki sikap, nilai dan keterampilan yang disebut atribut pemimpin transformasional, yaitu:

  • Memandang dirinya sebagai agent of change
  • Pengambil resiko yang bijaksana
  • Percaya pada orang dan peka terhadap kebutuhan mereka
  • Mampu mengungkapkan nilai-nilai utama yang menuntun tingkah lakunya
  • Fleksibel dan terbuka terhadap belajar dari pengalaman
  • Memiliki keterampilan kognitif serta yakin pada cara berpikir tertibdan perlunya analisis masalah secara hati-hati
  • Memiliki angan-angan ( dreams ) dan percaya pada intuisinya

Ada beberapa komponen Transformational Leadership yang dimiliki seorang pemimpin transformasional sejati, yaitu:

Stimulasi Ideal

Mampu menunjukkan perilaku yang bisa:

  • Membuat anggota bersemangat dalam melaksanakan tugasnya
  • Memberi keyakinan pada anggota (informasi, gagasan dan tindakan)
  • Menjadi contoh/suri tauladan
  • Mengilhami berkembangnya kesetiaan kepada organisasi
  • Membuat anggota merasa tenang jika berada di dekatnya
  • Membuat anggota merasa bangga kalau bergaul dengannya
  • Mengilhami kesetiaan anggota untuk bekerja sama
  • Mendorong anggota untuk mengungkapkan gagasan dan pendapatnya Ia juga mampu
  • Mengungkapkan gagasan/informasi yang bisa menjadi sumber inspirasi
  • Mengatasi setiap hambatan yang dihadapi
  • Memahami sudut pandang anggota

Stimulasi Inspirasional

Mampu menunjukkan perilaku yang bisa:

  • Mengembangkan rasa bangga pada anggota
  • Menggunakan kata-kata yang membangkitkan moril (semangat juang) anggota
  • Memberi contoh tentang apa yang diharapkan dalam kerja dan kerja sama
  • Memberi dorongan pribadi kepada anggota untuk mengembangkan keyakinannya
  • Membuat anggota merasa bangga pada tim dengan memberikan apresiasi terhadap kontribusi/keberhasilannya
  • Membangkitkan semangat dan rasa percaya diri pada anggota dengan cara:
- Mengapresiasi jika berhasil menyelesaikan tugas yang sulit
- Memandang/ menghargai bahwa tugas atau misinya sangat penting
- Memberi dorongan / spirit pada saat tim kurang memperlihatkan semangat kerja
  • Menjadi contoh tentang keberanian mengambil resiko dan pengabdian dengan cara:

- Menunjukkan kesediaan untuk berkorban

  • Tetap tinggal bersama dalam situasi yang mengundang resiiko keselamatan
  • Bersedia tetap bersama orang lain dalam situasi yang sulit

Stimulasi Intelektual

Mampu menunjukkan perilaku yang bisa:

  • Merangsang anggota untuk memikirkan kembali gagasan/tindakannya yang selama ini tidak pernah diragukannya
  • Mendorong anggota untuk berpikir tentang masalah yang dihadapi dengan menggunakan perspektif baru
  • Mengilhami anggota dengan cara-cara baru untuk melihat masalah yang dianggap membingungkan
  • Membuat anggota meningkat kesediaannya untuk mengerjakan lebih baik daripad apa yang diharapkan/diinginkannya
  • Merangsang anggota meningkatkan motivasinya untuk berhasil

Perhatian Individual

  • Memberi perhatian pribadi kepada anggota yang terabaikan
  • Mengetahui apa yang diinginkan anggota dan membantu untuk mendapatkannya
  • Menyatakan apresiasinya pada saat anggota menyelesaikan tugasnya dengan baik
  • Merasa puas apabila anggota memenuhi standar kinerja yang telah disepakati dengan baik
  • Memberikan pujian jika anggota melakukan pekerjaan yang baik
  • Memperlakukan setiap anggota secara individual
  • Membuat anggota merasa bisa mencapai tujuannya tanpa didampingi dirinya

Seorang pemimpin transformasional mampu menguasai perubahan dalam organisasinya karena ia adalah:

Berani

- Mampu menentang status quo
- Menghadapi realita sekalipun menyakitkan

Menunjukkan komitmen pada tugas transformasional

- Bekerja keras, cerdas dan menunjukkan kesediaan berkorban

Sangat percaya kepada karyawan

- Merupakan pemimpin yang bersemangat, coach dan konselor

- Hubungan interpersonal dengan karyawan dekat

Value Driven

  • Mengungkapkan secara jelas core values dalam tingkah laku
  • Didorong kepuasan membangun organisasi, melihat orang berkembang dan menyelesaikan segala sesuatu melalui orang lain

Visionary

  • Memiliki gagasan jelas tentang apa yang dibutuhkan perusahaan untuk berkompetisi di masa datang
  • Mampu mengkomunikasikan angan-angannya ( dreams)


Transactional Leadership

Ada beberapa definisi berkaitan dengan transactional leadership, diantaranya:

  • Proses memotivasi pengikut dengan menariknya ke arah kepentingan diri, mempertukarkan imbalan dan status dengan upaya yang dilakukan pengikut
  • Melibatkan nilai-nilai yang relevan dengan proses pertukaran itu seperti kejujuran, kewajaran, tanggung
  • jawab, dan timbal balik (saling membalas)
  • Di dasarkan pada wewenang Birokratis yang menekankan pada kekuasaan resmi serta menghormati aturan dan tradisi

Seorang transactional leader biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Memanfaatkan kebutuhan manusia untuk mengembangkan anggota agar mau bekerja dan memperoleh penghasilan
  • Selalu memikirkan kekuasaan, kedudukan politik, kemegahan dan terpaku kepada rutinitas sehari-hari
  • Berorientasi pada tujuan jangka pendek dan hard data
  • Mencampur adukan sebab dan gejala. Ia lebih banyak melakukan tindakan untuk mengatasi masalah daripada upaya pencegahan
  • Memfokuskan pada isu taktis
  • Bersandar pada human relations guna memperlancar interaksi antar anggota
  • Mengikuti dan memenuhi harapan dengan berusaha bekerja secara efektif dan efisien dalam sistem yang berlaku
  • Mendukung struktur dan sistem yang meningkatkan hasil keseluruhan, memaksimalkan efisiensi, dan menjamin keuntungan jangka pendek
Dikutip dari: http://trustco.or.id/transformational.htm

Saturday, August 08, 2009

Buat Semua Orang Yang Sedang Bersedih


Setiap insan pasti punya harapan, punya impian, dan tidak semua insan mendapatkan sesuatu yang ia harapkan. Dan sesungguhnya, hanya orang2 pilihan Allah saja yang dikaruniai ketegaran untuk bisa menjalankan scenario yang Allah buat untuknya, maka tiadalah Allah memberikan apapun untuk manusia kecuali hal yang baik….



Sebuah kutipan yang aku buat di article aku tempo hari. Sebagai pengingat , dimana Allah memberi warna di hari ini. Ada sedih ada bahagia ada seneng…dan ujung-ujungnya ada rasa syukur yang aku panjatkan pada Ilahi..seraya berkata…ya Allah, tak apa…toh Allah disana pasti melihat aku hari ini dan memberi senyum penuh arti bahwa aku akan tetap berjalan dalam kondisi baik-baik saja…:)

Pagi hari yang super dingin, aku sudah dirundung perasaan bersalah. Diantar mobil mama sampai stopan Pajajaran ke arah Jl Cicendo, disitu aku nyebrang dua kali menuju angkot Cisitu-Tegalega. Lumayan susah karena disana wilayah satu arah, at least semua mobil belok kiri langsung. Alhamdulillah ada mobil yang mengalah memberi untukku menyebrang. Dari jauh tampak seorang perempuan yang melihat aku, aku pikir tak masalah lah ya….aku berlalu dihadapan dia dengan perasaan datar..tapi, oh ya ampun…disebelahnya ada tongkat putih…at least wanita itu Buta dan barangkali ia mau nyebrang..ya aku telat menanggapi maksudnya…secara aku udah lewat begitu aja, mau balik lagi abang sopir angkot dah menunggu aku datang..gak` enak juga sama penumpang yang laen…di perjalanan tetap saja terus-terusan merasa bersalah…Ya Allah maafin, aku telat mengerti maksudnya, mudah2an ada dewa penolong lain..tapi aku sedih karena kehilangan kesempatan beramal..coba bayangkan, mataku yang sempurna aja sangat kesulitan menyebrang disana…Astagfirullah..

Banyak sekali orang yang bercerita tentang kesedihan di hari ini..kenapa ya?? Dan kenyataan lagi-lagi aku mendapat sedikit kekecewaan dalam hati. Duh Da…seraya berkata, buat apa aku simpan perasaan kecewa ini kenyataan itu semua bisa jadi tiada manfaatnya buat aku…keep smiles…Allah Maha Tau apa yang sebenarnya terjadi, seraya berkhusnudzon…dan bersyukur…Gak` boleh sedih :)

Sebetulnya, bisa jadi apa yang dipikirkan memang bukan untuk dipikirkan…sambil mencoba memanage hati agar tidak terbawa arus perasaan…secara apa yang pernah diungkapkan terus menerus ada dalam benak hati sanubari aku, mungkin ini bentuk penghormatannya, atau mungkin ini bentuk tali ukhuwah yang selalu ia katakan buat aku..rasa persaudaraan yang hanya buat ku saja maybe!! Posisi aku dan posisinya sama-sama akhwat biasa yang sedang belajar…ya sudahlah. Toh kenyataan…aku melakukan ini bukan karena omongan orang2 yang selalu menggaungkan betuk penjagaan buat Da…Da akan terus berjalan melihat apa yang mesti terjadi didepan sana, dengan keyakinan…karena Da tau ada pertolongan Allah disetiap hati orang yang bersabar…

Aku punya beberapa pesan, buat orang yang ingin tersenyum menghadapi kesedihan…

  1. Tersenyumlah, karena senyum membawa kita kepada keyakinan kepada Allah ada yg jauh lebih baik daripada itu…bangkitlah dengan melakukan hal-hal yang baik!
  2. Tersenyumlah, karena sangat banyak orang-orang yang lebih menderita…beryukurlah, betapa Allah sudah memberi banyak kenikmatan untuk kita dibandingkan yang lain, bersyukur dengan apa yang di depan mata…..
  3. Tersenyumlah, jangan gantungkan dirimu kepada orang lain. Karena itu adalah sebab dari kehancuran diri!!berpeganglah pada tangan Allah..pada saat orang-orang pergi entah kemana, satu persatu tiada yang peduli..tersenyumlah, karena saat itulah kita akan menyadari…innallaaha ma`ani…La tahzan, don`t be Sad!!
  4. Tersenyumlah, untuk sebuah kenyataan yang harus dihadapi…apapun yang terjadi adalah suratan TAKDIR ILAHI..kita hanya butuh kesabaran untuk menjalaninya!! Dan tiada lain Allah ciptakan semua itu untuk kebaikan kita semata…
  5. Tersenyumlah, untuk sebuah perjalanan di muka bumi, nikmatilah kesenduan ini..karena barangkali disanalah adanya ketenangan didalamnya!!

Dikutip dengan beberapa editan dari:

http://mylittlestories.wordpress.com/2008/02/22/buat-semua-orang-yang-sedang-bersedih/

Recent Comments